Minggu, 11 Januari 2009

teknik capture knowledge2

Konsep Pemetaan
It is a network of concepts consisting of nodes and links. Ini merupakan konsep jaringan terdiri dari node dan link.
A node represents a concept, and a link represents the relationship between concepts (refer to Figure 6.5 in page 172 of your textbook). Sebuah node merupakan konsep, dan link merupakan hubungan antara konsep (lihat Gambar 6.5 di halaman 172 dari buku Anda).
Concept mapping is designed to transform new concepts/propositions into the existing cognitive structures related to knowledge capture. Konsep pemetaan dirancang untuk mentransformasikan konsep-konsep baru / propositions yang ada dalam struktur kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan ambil.
It is a structured conceptualization. Ini merupakan conceptualization terstruktur.
It is an effective way for a group to function without losing their individuality. Ini merupakan cara yang efektif untuk grup untuk fungsi tanpa kehilangan kepribadian masing-masing.
Concept mapping can be done for several reasons: Konsep pemetaan dapat dilakukan untuk beberapa alasan:
To design complex structures. Untuk desain struktur kompleks.
To generate ideas. Untuk menghasilkan ide.
To communicate ideas. Untuk berkomunikasi ide.
To diagnose misunderstanding. Untuk mendiagnosa kesalahpahaman.
Six-step procedure for using a concept map as a tool: Enam-langkah prosedur untuk menggunakan konsep peta sebagai alat:
Preparation. Persiapan.
Idea generation. Gagasan generasi.
Statement structuring. Pernyataan struktur.
Representation. Perwakilan.
Interpretation Interpretasi
Utilization. Pemanfaatan.
Similar to concept mapping, a semantic net is a collection of nodes linked together to form a net. Mirip dengan konsep pemetaan, sebuah arti kata bersih adalah kumpulan dari node dihubungkan bersama untuk membentuk sebuah bersih.
A knowledge developer can graphically represent descriptive/declarative knowledge through a net. Sebuah pengetahuan pengembang dalam grafik dapat mewakili deskriptif / menyatakan pengetahuan melalui internet.
Each idea of interest is usually represented by a node linked by lines (called arcs ) which shows relationships between nodes. Setiap ide yang menarik biasanya diwakili oleh node yang terhubung dengan baris (disebut arc) yang menunjukkan hubungan antara node.
Fundamentally it is a network of concepts and relationships (refer to page 173 of your textbook for example). Fundamental adalah sebuah konsep jaringan dan hubungan (lihat halaman 173 dari buku Anda misalnya).

teknik capture knowlwdge1

Analisis protokol (Pikirkan Metode-aloud)
Dalam hal ini, protokol (skenario), yang dikumpulkan dengan meminta ahli untuk memecahkan masalah yang spesifik dan dgn kata-kata mereka menyatakan keputusan oleh proses langsung apa yang mereka pikirkan.
Pengetahuan pengembang tidak mengganggu untuk sementara waktu.
Elicited informasi yang terstruktur nanti apabila pengetahuan pengembang menganalisis protokol.
Berikut istilah skenario merujuk ke kompleks rinci dan entah bagaimana urutan kejadian atau lebih tepatnya, sebuah episode.
Sebuah skenario dapat melibatkan individu dan objek.
Sebuah skenario nyata memberikan visi bagaimana beberapa kegiatan tertentu manusia dapat didukung oleh teknologi informasi.

Konsensus pengambilan keputusan
Konsensus pengambilan keputusan biasanya Brainstorming berikut.
Hal ini efektif jika dan hanya jika setiap ahli telah diberikan sama dengan yang memadai dan kesempatan untuk menyampaikan pandangan.
Dalam rangka untuk tiba di sebuah konsensus, pengetahuan pengembang melakukan latihan mencoba untuk apel yang ahli terhadap satu atau dua alternatif.
Pengetahuan pengembang berikut prosedur yang dirancang untuk memastikan keadilan dan standarisasi.
Metode ini demokratis di alam.
Metode ini dapat membosankan dan kadang-kadang dapat mengambil jam.

Kamis, 08 Januari 2009

Langkah-Langkah Mengimplementasikan Knowledge Management

Apabila KM akan diimplementasikan maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penerapan teknologi.
Pada tahap awal perlu menggunakan teknologi yang tepat, sederhana yang telah ada dan baru kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut. Sebagai misal untuk komputerisasi bahan ajaran dapat menggunakan teknologi sederhana yang biayanya relatif murah seperti menggunakan bentuk portable document format (PDF). Kebetulan software ini (Adobe Acrobat Reader) merupakan software yang dapat di download dengan gratis. Sementara front end nya menggunakan bentuk html yang dapat ditampilkan melalui internet explorer sebagai bagian dari Windows 98 ataupun Windows ME yang dibeli bersamaan dengan komputer baru (preloaded). Dengan demikian maka hal-hal yang berkaitan dengan masalah hak kekayaan intelektual (HAKI) tidak menjadi masalah pada saat awal penerapan KM ini. Setelah KM ini dapat berjalan dan diterima oleh pengguna maka baru kemudian dikembangkan menggunakan teknologi yang lebih baik dan memerlukan biaya yang relatif mahal tetapi sangat menolong bagi perkembangan organisasi.
b. Perubahan Budaya.
Dapat dilakukan dengan membuat kebijakan dan anjuran. Ini merupakan hal yang penting karena budaya di TNI AD masih sangat bersifat paternalistik. Sehingga peran pimpinan akan sangat menonjol di dalam pemasyarakatan KM ini. Ini merupakan langkah yang menentukan karena keberhasilan KM merupakan penentu maju mundurnya organisasi.
c. Pembangunan fasilitas untuk berbagi pengetahuan (knowledge exchange). Perlunya dibentuk suatu tempat untuk memungkinkan tumbuh suburnya diskusi. Hal ini merupakan sarana bagaimana pengetahuan itu dapat dibagikan. Fasilitas tersebut sangat penting sebagai tempat dari aktifitas-aktifitas yang penting bagi proses penciptaan pengetahuan dan inovasi yang meliputi knowledge exchange, knowledge capture, knowledge reuse, dan knowledge internalization. Hal ini juga penting karena dapat digunakan sebagai sarana untuk menangkap pengetahuan yang sifatnya tacit.
d. Sosialisasi KM untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh personel. Hal ini merupakan suatu kunci keberhasilan dalam penerapan KM karena apabila KM ini dikenal oleh seluruh personel maka proses untuk menangkap pengetahuan ini akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
e. Evaluasi keberhasilan penerapan KM.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran kinerja dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya KM.
Sejauh Mana Keberhasilan Penerapan Konsep KM di TNI AD?Dari hasil pengenalan kepada semua Danpusdik dan pejabat terkait dengan bidang pendidikan di Mabesad pada rapat koordinasi tanggal 12 Agustus 2003, tampaknya konsep ini akan dapat dilaksanakan. Hal ini karena pada dasarnya setiap lemdik sudah mempunyai bahan ajaran dalam bentuk soft copy, sehingga yang perlu dilakukan adalah menyusun pengetahuan / bahan ajaran tersebut secara lebih sistematis dalam bentuk yang mudah diakses. Selama ini sudah tersedia bahan-bahan tersebut namun untuk dapat membukanya diperlukan keahlian menggunakan komputer (baik itu software pengolah kata, spreadsheet ataupun yang lain). Hal inilah yang menjadikan kendala bagi lemdik. Dengan demikian pada tahap awal yang perlu dilakukan adalah bagaimana membuat pengetahuan tersebut dapat diakses oleh para siswanya tanpa memerlukan pengetahuan komputer (computer literacy). Hal ini dapat dilakukan dengan membuat program kecil yang mampu mengoperasikan secara otomatis (autorun) compact disk (CD) yang dimasukkan ke dalam CD ROM drive komputer. Dengan adanya program kecil ini maka diharapkan para siswa akan mampu mengakses informasi dengan cepat melalui daftar informasi / menu yang ditampilkan oleh komputer dengan syarat yang penting mampu menggunakan mouse komputer.
Untuk menjamin keberhasilannya maka diperlukan suatu upaya untuk mewujudkan dengan melakukan evaluasi dengan disertai asistensi untuk merealisasikan pelaksanaan konsep KM ini. Untuk tahap pertama perlu dilaksanakan pilot proyek di salah satu lemdik. Perlu diyakinkan bahwa penerapan KM ini bisa berhasil sampai dengan implementasi dengan asistensi teknis sampai dengan selesai. Dalam konteks ini penulis optimis akan dapat dilakukan karena pada prinsipnya semua lemdik sudah mempunyai bahan ajaran dan tenaga operator komputer yang mampu mengerjakan tugas untuk menghimpun bahan ajaran dan dirangkaikan menjadi satu kesatuan.
Diharapkan apabila konsep ini dapat diterapkan dengan baik maka setiap siswa akan dapat memperoleh pengetahuan yang selama ini dalam bentuk buku menjadi dalam bentuk CD yang praktis dan mudah diakses. Dengan demikian dalam jangka panjang pengetahuan akan dapat diakses oleh semua siswa dengan lebih baik, dan pihak lemdik dapat mempersingkat waktu pendidikan. Implikasi dari konsep ini adalah lemdik akan dapat menjadi tempat yang lebih baik untuk menumbuhkan semangat kebangsaan karena waktu yang tersedia tidak dihabiskan semuanya untuk memberikan pelajaran yang semuanya sudah dihimpun dalam satu CD, tetapi dapat digunakan untuk memberikan pembekalan materi yang lain dalam rangka pembentukan mental yang lebih baik. Semoga konsep ini dapat dilaksanakan dalam waktu yang tidak lama lagi.

Implementasi Manajemen Pengetahuan dalam Lembaga Pendidikan

MANAJEMEN PENGETAHUAN LEMBAGA PENDIDIKAN


Perkembangan dewasa ini menunjukan pada makin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas SDM merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM.

Sehubungan dengan itu peran Ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti Pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut

Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan, oleh karena itu perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan kinerja organisasi. Langkah ini dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dalam menghadapi persaingan yang mengglobal, sehingga pengabaiannya akan merupakan suatu bencana bagi dunia bisnis, oleh karena itu diperlukan cara yang dapat mengintegrasikan pengetahuan itu dalam kerangka pengembangan SDM dalam organisasi. Dari sinilah istilah manajemen pengetahuan berkembang sebagai suatu bagian penting dan strategis dalam pengelolaan SDM pada Perusahaan/organisasi.

Pengetahuan memang merupakan milik individu, namun dapat dimanfaatkan oleh organisasi dengan tetap memberikan otonomi pengembangannya pada individu tersebut. Dalam hubungan ini belajar dan pembelajaran menjadi kata kunci dalam peningkatan kapasitas pengetahuan, oleh karenanya menjadikan individu sebagai pembelajar merupakan kondisi yang diperlukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kinerja organisasi melalui pengintegrasiannya dengan proses organisasi. Untuk itu organisasi perlu melakukan pengembangan dirinya menjadi organisasi pembelajar, sebab hanya dalam kondisi yang demikian individu/pegawai dapat benar-benar menjadi manusia pembelajar.

Pentingnya Learning Organization telah lama menjadi konsern para akhli organisasi, terutama semenjak terbitnya buku karya Peter Senge “The Fifth Discipline” pada tahun 1990, disamping itu organisasi-organisasi baik organisasi bisnis maupun non bisnis juga telah mencoba mengembangkan konsep tersebut dalam upaya menjadikan organisasi mereka kompetitif, dan dalam konteks itulah manajemen pengetahuan menjadi amat penting, karena dengan pengelolaan yang tepat dapat menjadi suatu kekuatan kompetitif yang tangguh yang diperlukan sekali dalam perkembangan global dewasa ini. Berikut ini akan dikemukakan makna manajemen pengetahuan dengan menggunakan rujukan utama buku yang ditulis oleh Christina Evans berjudul Managing for Knowledge, HR’s Strategic Role.

Implementasi Manajemen Pengetahuan

Dalam teknologi informasi, knowledge atau pengetahuan bagi suatu organisasi atau perorangan diartikan sebagai kepemilikan atas informasi atau kemampuan menempatkan informasi dengan cepat.

Knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan adalah sebuah nama yang menunjuk pada sebuah konsep pada sebuah organisasi yang meliputi proses pengaturan, pertukaran, analisis dan penyebaran pengetahuan dari sumber pengetahuan yang ada seperti dokumen dan keahlian personal setiap orang didalam organisasi tersebut. Knowledge management juga dianggap sebuah bidang baru dalam dunia bisnis yang mencakup kombinasi kumpulan proses, struktur organisasi, aplikasi dan teknologi yang kemudian digunakan untuk membangkitkan pengetahuan setiap SDM dalam organisasi.

Kultur teknologi dan informasi didalam sebuah organisasi sering ditempatkan secara tidak seimbang sehingga seringkali dianggap sebagai suatu masalah baru dalam sebuah organisasi. KM secara aktif membantu membentuk kedua kultur tersebut secara tepat dan mempunyai manfaat yang berarti bagi kemajuan organisasi. KM membawa pada pemanfaatan dan efektifitas sumber daya yang terdapat didalam sebuah organisasi dengan menempatkan teknologi informasi sebagai alat bantuannya. Didamping itu, KM juga yang menghadirkan pertukaran informasi yang bermanfaat bagi sebuah organsasi dan seluruh komponen yang terdapat didalamnya.